Senin, 08 Oktober 2018

Pengertian dan Tujuan Pendidikan

            Pendidikan merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dari manusia. Pengertian pendidikan mencakup hal-hal dan proses pembelajaran yang dilakukan dengan adanya unsur-unsur pendidikan.
            Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang bagaimana situasi pendidikan. Jawaban yang benar tentang situasi pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya. Pembahasan kali ini akan mengkaji tentang pengertian dan tujuan pendidikan, unsur-unsur dalam pendidikan, pendapat tokoh humanis, dan pendapat Ivan Ilich.
A.   Pengertian dan Tujuan Pendidikan
1.      Pengertian Pendidikan
            Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu “paid” yang artinya menuntun, jadi pedagogi yaitu pengetahuan dalam menuntun anak. Pengertian pendidikan secara istilah menurut KBBI, pendidikan adalah satu sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu untuk meraih pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi tentang object spesifik serta khusus. Pengetahuan yang didapat secara resmi itu menyebabkan pada tiap-tiap individu yakni mempunyai pola fikir, tingkah laku serta akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.


2.      Tujuan Pendidikan
            Adalah sesuai yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta adanya rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.  
            Selain itu, pendidikan juga memilik tujuan yaitu untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.
     B.            Unsur-Unsur dalam Pendidikan
            1.      Peserta Didik
               Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a.      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b.      Individu yang sedang berkembang.
c.       Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d.      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.      Orang yang membimbing (pendidik)
                Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.      Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
                Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.


4.      Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a.      Alat dan Metode
               Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b.      Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
               Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C.      Pendapat Tokoh Humanis
                        Beberapa tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga tokoh tersebut.
         1.         Arthur Combs
        Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau dunianya. (Djiwandono, 2002: 182)
         2.         Abraham H. Maslow
Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1.          Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
2.          Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
         3.         Carl. Rogers
        Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.
Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya, yakni:
       a.            Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
      b.            Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
       c.            Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
      d.            Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
       e.            Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
       f.            Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
      g.            Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
      h.            Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
D. Pendapat Ivan Ilich
       Menurut Ilich sistem pendidikan yang baik dan membebaskan harus mempunyai tiga tujuan, yaitu:
       a.            Pendidikan harus memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
      b.            Pendidikan harus mengizinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dengan mudah, demikian pula bagi orang yang ingin mendapatkannya.
       c.            Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
Sumber :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar