Pendidikan merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dari manusia. Pengertian
pendidikan mencakup hal-hal dan proses pembelajaran yang dilakukan dengan
adanya unsur-unsur pendidikan.
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika
memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang bagaimana situasi pendidikan.
Jawaban yang benar tentang situasi pendidikan diperoleh melalui pemahaman
terhadap unsur-unsurnya. Pembahasan kali ini akan mengkaji tentang pengertian
dan tujuan pendidikan, unsur-unsur dalam pendidikan, pendapat tokoh humanis,
dan pendapat Ivan Ilich.
A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan
1.
Pengertian Pendidikan
Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu “paid” yang
artinya menuntun, jadi pedagogi yaitu pengetahuan dalam menuntun anak.
Pengertian pendidikan secara istilah menurut KBBI, pendidikan adalah satu
sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu untuk meraih pengetahuan serta
pemahaman yang lebih tinggi tentang object spesifik serta khusus. Pengetahuan
yang didapat secara resmi itu menyebabkan pada tiap-tiap individu yakni
mempunyai pola fikir, tingkah laku serta akhlak yang sesuai dengan pendidikan
yang diperolehnya.
2.
Tujuan Pendidikan
Adalah sesuai
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta adanya rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Selain itu, pendidikan
juga memilik tujuan yaitu untuk mendidik anak agar menjadi manusia yang
sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan
alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.
B. Unsur-Unsur
dalam Pendidikan
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang
perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a.
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan
insan yang unik.
b.
Individu yang sedang berkembang.
c.
Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d.
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.
Orang yang membimbing (pendidik)
Yang
dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi
edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi
isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4.
Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a.
Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b.
Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat.
C. Pendapat Tokoh
Humanis
Beberapa
tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham H.
Maslow, dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga tokoh
tersebut.
1.
Arthur Combs
Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana
dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari
pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan
tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain.
untuk mengerti orang lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia
lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau
dunianya. (Djiwandono, 2002: 182)
2.
Abraham H. Maslow
Teori Maslow didasarkan atas
asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1.
Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
2.
Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow berpendapat bahwa ada hierarki
kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat untuk
bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah
kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik manusia secara fisik
terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan
kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini
telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi,
prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
3.
Carl. Rogers
Rogers menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan
mengajar lebih manusiawi, lebih personal dan berarti.
Lebih khusus dalam bidang
pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang
humanistik yang diidentifikasikan sebagai sentral dari filsafat pendidikannya,
yakni:
a.
Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.
Belajar yang signifikan terjadi apabila materi
pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c.
Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d.
Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih
mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin
kecil.
e.
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman
dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses
belajar.
f.
Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan
melakukannya.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
g.
Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa
seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan
hasil yang mendalam dan lestari.
h.
Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan,
kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas
diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara
kedua yang penting.
D.
Pendapat Ivan Ilich
Menurut Ilich sistem pendidikan yang baik dan membebaskan harus mempunyai tiga
tujuan, yaitu:
a.
Pendidikan harus memberi kesempatan kepada semua orang
untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
b.
Pendidikan harus mengizinkan semua orang yang ingin
memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dengan mudah, demikian pula
bagi orang yang ingin mendapatkannya.
c.
Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan
pendidikan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar